Etika biasa diartikan sebagai watak atau kepribadian yang berkaitan dengan baik dan buruk, benar dan salah, maupun bohong dan jujur. Etika seorang manusia biasa dinilai dari interaksinya dengan lingkungannya. Selain itu, etikka juga berkaitan dengan disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai yang dianut oleh manusia beserta pembenarannya
Moral diatikan sebagai cara hidup atau dorongan batin untuk melakukan sesuatu yang berkaitan dnegan tindakan baik maupun buruk. Secara umum, moral merujuk kepada tingkah laku yang spontan seperti kasih, murah hati, kebesaran jiwa, dan sebagainya yang terdapat dalam peraturan hukum. Sedangkan moralis adalah yang berfokus kepada hukum dan prinsip yang abstrak dan bebas. Moralis menjadi pertimbangan yang besar tentang hal yang benar dan harus/
Nilai yang mempengaruhi moral dibedakan menjadi 6 macam menurut Moore, yaitu nilai PST (Primer, Sekunder, Tersier) yang merupakan kerangka berpikir, nilai semu dan nilai riil yang merupakan tindakan tidak sesuai realita, nilai yang terbuka dan tertutup yang tergantung pada rentang waktu, nilai negatif dan positif yang tergantung pada hal yang mendasari perbuatan, nilai orde pertama sampai yang lebih tinggi, nilai relatif dan absolut. Namun, globalisasi budaya yang didasari oleh kemajuan IPTEK menyebabkan perubahan nilai dalam masyarakarat. Perubahan tersebut dapat bersifat konstruktif maupun destruktif, tergantung bagaimana masyarakat menanggapinya.
Perkembangan moral manusia, menurut Kohlberg memiliki tiga fase, yaitu prakonvensional (kesadaran berorientasi pada hukum, lalu lebih rasional), konvensional (berorientasi menjadi anggota kelompok, lalu memiliki kesadaran etis akan hukum yang lebih tinggi), dan pasca konvensional (berorientasi pada akal, hukum atau peraturan yang perlu dikritisi, lalu moralitas berpusat pada suara hati). Oleh dari itu, sebelum memberikan penilaian terhadap orang lain, perlu memperhatikan tingkat perkembangan moral orang tersebut. Setiap individu harus didorong untuk melibatkan hati nuraninya agar segala pertimbangan yang diambil bersifat etis, tidak hanya didasarkan pada logika. Berusaha menjadikan segala yang diketahuinya adalah hal yang harus dipelihara dan dilaksanakan.
Manusia dilihat dari aspek susunannya terdiri dari jiwa dan raga. Sedangkan, dari aspek sifatnya terdiri dari makhluk individu-individualisme-egoisme, makhluk sosial-kolektivisme-altruisme. Lalu, aliran yang mendasari etika adalah naturalism, individualism, hedonism, eudaemonisme, utilitarianisme, dan idealisme. Di dalam masyarakat, faktor yang mendorong perilaku seseorang mempengaruhi secara interaktif. Segala keputusan yang dibuat dipengaruhi usia, pengalaman, sosial ekonomi, dan pendidikan akhlak. Berikutnya, untuk menilai perilaku seseorang dapat dilakukan dengan penilaian sunderisis, penilaian tentang moral, penilaian khusus non-personal, penilaian khusu pribadi, maupun penilaian atas pilihan tindakan. Perlu diingat bahwa moral tidak hanya keyakinan, tapi juga merupakan identitas / harta rohani.
Etika Kristiani tumbuh atas dasar iman Kristiani. Dalam iman Kristiani, manusia harus menyadari bahwa Allah adalah cinta kasih, Ia sudah mengasihi manusia sejak dulu dan cintaNya berwujud dalam banyak hal. Oleh karena itu manusia harus memberikan balasan dan hal itulah yang disebut etika Kristiani. Lalu, etika Kristiani seharusnya bertumbuh dalam kebebasan, hubungan cinta kasih dan pengharapan, sehingga muncul kesetiaan dan tanggung jawab. Yang diharapkan melalui etika Kristiani adalah agar manusia memperoleh petunjuk untuk mengetahui kehendakNya, sehingga bisa bertindak sesuai dengan kehendakNya. Dasar etika Kristiani adalah:
- Kepercayaan dan pengakuan akan Allah sebagai pencipta langit dan bumi
- Manusia diciptakan untuk menjadi Gambar Allah
- Yesus adalah Gambar Allah yang sejati dan merupakan teladan
- Hukum Kasih sebagai penggenapan Hukum Taurat
- Perbuatan baik yang dilakukan adalah bentuk kepedulian
Berikutnya, etika Kristiani dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bidang agar dapat mengembangkan spesialisasinya secara detail. Kelompok bidang etika Kristiani adalah kebudayaan, ekonomi, politik sosial, seksual, ekologi, media, kesehatan, dan hukum.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa etika dan moral tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Etika dan moral Kristiani selalu berpusat kepadaNya. Sebagai orang Katolik, kita harus mau dan mampu bertindak sesuai dengan kehendakNya dan harus memikirkan dampaknya terhadap sesama kita.
Comments
Post a Comment